PERSIAPAN MENTAL MENUJU PERNIKAHAN, WAJIB TAHU!
Mental menjadi salah satu persiapan wajib bagi pasangan menuju petualang baru yang disebut sebagai pernikahan. Tentu saja, kehidupan pernikahan sangat berbeda dengan kehidupan seorang yang berstatus single dan hanya sebagai seoranga anak.
Naiknya status seseorang menjadi istri/suami atau bahakan kemudian menjadi orang tua tentu jua persiapan khusus dari segi mental. Nah, mental apa saja sih yang perlu disiapkan menuju petualangan baru?
Menurut konselor keluarga Pak Cahyadi Takariawan, persiapan mental pernikahan itu ada 6, ini dia :
MENTAL UNTUK MELEPAS KEBEBASAN
Memilih menikah berarti memilih untuk melepas masa bebas. Bagaimana tidak? Istri yang tadinya bebas melakukan apa saja sebelum menikah, kii harus serba izin dengan suami jika ingin kemana-mana. Pun demikian dengan suami, yang tadinya bebas nongkrong samna-sini, kini punya tanggungan lebih untuk menjaga anak orang yang dipilihnya jadi istri.
BERTANGGUNGJAWAB
Siap nggak sih, kita untuk memikul tanggung jawab baru dengan status baru dalam lini kehidupan baru? Hal ini perl ditanyakan. Jika pun belum siap, setidaknya karena keputusan menikah adalah keputusan besar, maka menyiapkan mental untuk senantiasa belajar bertanggung jawab perlu dipupuk dalam diri setiap orang. Terlebih bertanggung jawab lebih terhadap pernikahannya. Inilah dia persiapan mental menuju pernikahan yang tidak boleh terlewatkan.
MEMIMPIN DAN DIPIMPIN
Pada hakikatnya, laki-laki memang diciptakan sebagai seorang pemimpin, dan mengayomi. Karena sudah jadi hal dasar, maka sewajarnya seorang istri karena sudah memilih untuk hidup bersamanya, harus mau dipimpin oleh imamnya. Namun demkian, suami pun tidak boleh sembarangan menggunakan kekuasaan memimpinnya tanpa memerhatikan etika, karena suami paling baik adalah yang memuliakan istrinya.
MENAFKAHI DAN MENGELOLA KEUANGAN
Ekonomi juga jadi salah satu hal krusial dalam petualangan berumah tangga. Kesiapan mental untuk saling berbagi tugas dalam mengatur keuangan juga penting. Suami punya kewajiban menafkahi, dan istri juga harus bisa mengatur atau mengelola keuangan yang ada. Jika pun ingin berbagi tugas agar kesejahteraan lebih terjamin, maka pengomunikasian untuk membentuk kesepakatan paling baik juga diperlukan. Yang terpenting adalah saling ridho dalam menjalankan tugasnya.
MENTAL MENJADI BAPAK DAN IBU RUMAH TANGGA
Siap menjadi suami dan istri itu artinya juga harus siap menjadi bapak dan ibu rumah tangga. Ya, rumah tangga tidak hanya dikuasai oleh satu pihak saja. Sinergi antara bapak dan ibu dalam menentukan kehidupan rumah tangga ke depa juga diperlukan. Bapak dengan tanggungjawabnya begitupun ibu. Keduanya sama punya peran penting yang bisa bersinergi dan saling mendukung. Terlebih jika kemudian anggotanya sudah bertambah dengan adanya keturunan.
MENTAL MEMBANGUN KESEIMBANGAN DALAM KEBAIKAN
Bersatunya dua insan dalam ikatan suci pernikahan tentu tidak dirancang hanya untuk satu dua hari saja, melainkan untuk jangka panjang bahkan hingga anak cucu. Jika tidak ada tujuan baik yang ingin diwuudkan, maka sulit untuk ke depannya keharmonisan dapat terjalin. Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara suami istri dan juga anggota keluarga untuk bisa membangun keseimbangan dalam kebaikan.